CUACA DALAM TRANSPORTASI
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Meteorologi dan klimatologi
Yang
diampu oleh Rofi’ul Huda, M.Pd
Oleh:
Geronsiyono
Widodon
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmatnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Cuaca Dalam Transportasi ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami, semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Malang, November 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latarbelakang............................................................... 1
B. Tujuan Masalah............................................................ 1
C. Rumusan Masalah........................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Cuaca Dalam Transportasi Udara................................. 2
B. Cuaca Dalam Transportasi Laut.................................... 4
C. Cuaca Dalam Transportai Darat.................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................... 10
B. Saran............................................................................... 10
DAFATAR RUJUKAN...............................................................
POWER POINT MAKALAH....................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Cuaca
sangat berpengaruh terhadap transportasi, baik transportasi darat, laut, dan
udara. Cuaca sangat menentukan berlansungngnya sebuah perjalanan dalam
transportasi. Transportasi akan berlansung, jika cuaca dalam keadaan
bersahabat, begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor cuaca tersebut, Seperti
suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran
jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan
iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut dan darat. Seperti arah dan kecepatan angin,
tinggi gelombang, badai dan lain-lain.
B. Tujuan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana peranan penting cuaca dan iklim dalam bidang transportasi,dan akibat dari perubahan cuaca dan iklim dalam melaksanakan sebuah
transportasi.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengaruh cuaca dalam transportasi ?
2. bagaimana
pengaruh cuaca dalam transportasi udar ?
3. bagaimana
pengaruh cuaca dalam transportasi laut ?
4 .bagaimana
pengaruh cuaca dalam transportasi darat ?
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor-faktor cuaca dan iklim
mempunyai peranan yang besar tehadap bidang transportasi. Seperti cuaca, suhu,
arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran jalur
penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan iklim
berpengaruh pula terhadap transportasi laut
dan darat. Seperti arah dan kecepatan angin,
tinggi gelombang, badai dan lain-lain. perubahan iklim selama ini diketahui
bisa meningkatkan faktor terjadinya penyebab kecelakaan akibat cuaca ekstrim.
Kejadian ekstrem adalah merupakan ancaman terhadap
keamanan darat, laut dan transportasi udara.
A.Cuaca dalam transportasi Udara
Dalam
penerbangan dikenal dengan Runway Visual Range, (RVR) merupakan alat meterologi
yang memberikan informasi jarak pandang maksimum (visibility) didaerah sekitar
runway, RVR biasanya dipasang sebagai kelengkapan fasilitas Instrumen Landing
System (ILS).Kejadian-kejadian yang dapat mengurangi jarak pandang: diantaranya
adalah hujan deras. Pada dasarnya hujan didefinisikan sebagai partikel-partikel
air yang jatuh ke permukaan tanah berbentung kepingan dengan diameter 0.5 mm
atau kurang, dapat dibayangkan apabila partikel-partike yang jatuh ke bumi di
suatu badara jumlahnya sangat banyak, tentu saja akan mengakibatkan
berkurangnya jarak pandang. Pada umumnya hujan deras ini jatuh dari awan rendah
antara lain awan Cumulonimbus (Cb).Awan ini dinamai cumulonimbus karena mereka
bengkak ( "cumulo") dan karena mereka sering adalah awan gelap yang
menyebabkan badai hujan ( "nimbus"). Awan awan hujan berbeda karena
mereka tidak dapat diklasifikasikan sebagai rendah, menengah atau ketinggian
awan. "These are often storm clouds which can be ten or more miles in
height, extending through all the levels of altitude alias awan badai konon
terbentuk saat angin dingin bertemu dengan angin panas, yang mengakibatkan awan
hujan ini dapat menghasilkan hujan, hujan salju, hujan es, atau bahkan
badai.Kedua, udara Kabur/Haze. Hal ini terjadi dikarenakan polusi udara karena
asap kendaraan, asap dari hasil pembuangan industri pabrik, dan pembakaran
hutan. Partikel-partikel asap yang besar akan jatuh ke permukaan bumi,
sedangkan partikel-partikel yang kecil yang seukuran dengan mist dan halimun
akan melayang di udara.Ketiga, halimun/mist yang terdiri dari tetes-tetes
air mikroskopis yang melayang di udara, kejadian ini dapat mengurangi jarak
pandang tidak kurang dari 1 km. tetes-tetes air mikroskopis ini tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang karena ukurannya yang sangat kecil.Keempat,
kabut/Fog yang biasanya erdiri dari tetes-tetes air yang sangat kecil yang
melayang-layang di udara dan dapat mengurangi jarak pandang kurang dari 1 km.
tetes-tetes air ini dapat dilihat dengan mata biasa dan pergerakannya mengikuti
pergerakan udara. informasi tentang suhu udara juga selalu diberikan dalam
penerbangan. Suhu udara dalam penerbangan sangat erat kaitannya dengan pemuaian
udara dimana apabila suhu tinggi udara memuai, begitu pula sebaliknya. Apabila
suhu lebih tinggi: mengakibatkan pemuaian udara yang lebih, hal ini dapat
mengakibatkan terbentuknya fatamorgana yang dapat mempengaruhi estimasi pilot
mengenai jarak pandang yang sebenarnya. Suhu yang tinggi dapat juga memacu
meningkatkan daya angkat yang harus dihasilkan pesawat yang nantinya akan
mempengaruhi terhadap penggunaan bahan bakar. Dapat dibayangkan apabila udara
di sekeliling pesawat yang merupakan media terbangnya pesawat menjadi renggang,
yang dapat mengurangi daya angkat pesawat. Apabila suhu lebih rendah: dengan
suhu yang lebih rendah, udara di sekeliling akan lebih rapat dari pada ketika
panas, hal ini menyebabkan pesawat memiliki daya angkat yang lebih pada saat
lepas landas, maupun terbang di udara, yang tentunya akan dapat mengurangi daya
angkat yang harus dihasilkan pesawat sehingga dapat mengurangi penggunaan bahan
bakar.
Informasi yang juga biasanya diberikan dalam
penerbangan terkait cuaca adalah tekanan udara. Tekanan merupakan salah satu
unsur cuaca terpenting yang dibutuhkan dalam penerbangan, tekanan tidak lepas
kaitannya dengan suhu, dimana tekanan berbanding terbalik dengan suhu. Hal ini
jelas apaila suhu tinggi maka tekanan rendah dan sebaliknya, apabila suhu
rendah maka tekanan tinggi. Tekanan permukaan laut/Mean sea level pressure
(MSLP atau QFF) adalah tekanan pada permukaan laut atau (saat pengukuran
tekanan dilakukan pada daratan yang telah ditentukan ketinggiannya).
Dampak
Cuaca Buruk dalam Penerbangan
Cuaca buruk dapat menyebabkan menyebabkan dampak
buruk dalam penerbangan. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan dampak buruk
dalam penerbangan akibat cuaca yaitu turbulensi, icing, dan kilat.
Turbulensi adalah golakan udara yang umumnya tidak
dapat dilihat. Hal ini dapat terjadi apabila langit cerah dan secara tiba-tiba
tanpa diprediksi sebelumnya . Penyebab terjadinya turbulensi adalah suhu, jet
stream, pegunuangn dan wake turbulence. Terbulensi akibat suhu terjadi akibat
adanya pemanasan dari matahari menyebabkan masa udara panas naik dan sebaliknya
masa udara dingin turun, turbulensi jenis ini sering disebut dengan ”turbulensi
thermis”. Jet stream adalah pergerakan yang sangat cepat arus udara pada level
ketinggian yang tinggi, dan mempengaruhi udara disekitarnya. Sedang
turbulensi akibat pegunungan terjadi karena massa udara yang melewati
pegunungan dan mengakibatkan turbulensi pada saat pesawat terbang diatasnya
pada sisi yang lain.
Dampak buruk lain akibat cuaca adalah icing.
Dalam penerbangan, kodisi icing merupakan kondisi dimana terbentuk es di
permukaan badan pesawat, atau ketika karburator di dalam mesin pesawat membeku.
Icing terjadi ketika uap air membeku di bawah titik beku. Fenomena ini tidak
membahayakan penerbangan dengan seketika namun secara perlahan-lahan apabila
kondisi ini dibiarkan terus-menerus. Hal ini akan mengakibatkan kerusakan mesin
, pengurangan daya kerja , penambahan berat pesawat, mengganggu arus udara, dan
meningkatkan kecepatan stall pesawat yang nantinya akan mengganggu kerja
pesawat (: kecepatan minimum dalam penerbangan disebut stall speed..
ingat kecepatan pesawat harus dijaga agar sesuai dengan rancangannya. Jika
kecepatannya turun maka lift atau daya angkat pesawat akan berkurang
sehingga pesawat akan jatuh).
Faktor
penyebab dampak buruk cuaca dalam penerbangan lainnya adalah kilat. Sambaran
kilat pada pesawat terbang akan merusakkan peralatan navigasi, juga sistem
peralatan yang lainnya dalam pesawat. Selain itu sinar yang silau yang
dipancarkan oleh kilat secara terus-menerus akan mengganggu pilot dalam
menerbangkan pesawat, dalam hal pesawat yang digunakan bukan pesawat otomatis.
B. Cuaca Dalam
Transportasi Laut
Keselamatan, keamanan, dan kenyamanan
adalah hal yang selalu dijaga bagi semua kapal pada umumnya; tetapi kondisi
cuaca laut tidak dirasakan sama bagi setiap kapal melainkan bergantung kepada
besar dan desain serta perlengkapan masing-masing kapal. Namun demikian
keselamatan adalah yang paling diutamakan bagi semua kapal. Fungsi utama dari
informasi meteorologi bagi pelayaran adalah memberi petunjuk pemilihan jalan
agar dapat berlayar dengan aman,
nyaman selamat
sampai tujuan, dan tepat waktu.
Dalam
kegiatan perdagangan dunia, hampir 90 % menggunakan sarana angkutan laut untuk
pengangkutan barang. Selain itu pengangkut barang umumnya berkaitan dengan
masalah perjanjian pengiriman barang yang memerlukan waktu yang tepat; oleh
karena itu sebelum pelayaran perlu dibuat rencana pelayaran yang teliti dengan
memasukkan faktor klimatologi dan meteorologi laut. Di kawasan luar tropik
informasi unsure klimatologi
yang penting adalah angin, suhu, banglas, arus laut, es laut, dan tinggi
gelombang. Untuk pelayaran di kawasan tropik yang sangat penting adalah
klimatologi siklon tropis. Siklon tropis timbul secara musiman, terdapat di
daerah-daerah tertentu, dan mempunyai lintasan tertentu. Dengan informasi
klimatologi dapat dibuat rencana kapan pelayaran dilakukan, route mana yang
akan dilalui, perlengkapan apa saja yang diperlukan, dan lain sebagainya.
Bagi kapal angkut barang, selain untuk keselamatan informasi cuaca laut
digunakan untuk upaya melindungi barang-barang yang diangkut, karena
barang-barang dapat rusak dengan adanya kondisi cuaca laut tertentu. Misalnya,
barang-barang dapat rusak karena suhu udara sangat rendah melampaui titik
embun; barang-barang yang higroskopik dapat rusak karena kelembapan tinggi,
barang-barang dapat rusak karena angin dan percikan-percikan ombak laut. Oleh
karena itu informasi cuaca laut tidak hanya yang ekstrem saja; kondisi yang
tidak ekstrempun sangat diperlukan untuk menentukan teknik perlindungan sesuai
dengan macam dan sifat barang yang diangkut.
Pilih alur pelayaran.
Pemilihan alur pelayaran merupakan salah satu upaya dalam pelayaran yang
berkaitan dengan kondisi cuaca laut dengan maksud agar pelayaran dapat
dilakukan dengan selamat, aman, nyaman, dan efisien menggunakan waktu pelayaran
sehingga diperoleh penghematan biaya operasional. Unsur dan fenomena caua laut
yang perlu dalam pemilihan alur pelayaran adalah angin dan gelombang, banglas,
awan dan hujan, suhu udara dan suhu laut, pertambahan es laut, gunung es.
Angin dan gelombang.:
Kapal-kapal besar untuk pelayaran di laut dalam umumnya telah dirancang tahan
angin, gelombang, dan badai. Namun demikian tidak kecil kemungkinannya ada
keadaan ekstrem yang melampaui batas toleransi dan batas ketahanan yang
digunakan. Umumnya kapal-kapal yang digunakan untuk pelayaran internsional atau
pelayaran di laut dalam telah dirancang tahan kepada gelombang yang tingginya
kurang dari 2 meter. Oleh karena itu bagi kapal-kapal di laut dalam, informasi
yang diperlukan adalah gelombang yang tingginya > 2 meter. Tetapi bagi
kapal-kapal yang beroperasi di laut lepas pantai umumnya lebih kecil dan
perlengkapannya lebih sederhana dibandingkan kapal yang digunakan untuk
pelayaran di laut dalam. Oleh karena itu informasi gelombang yang lebih kecil
dari 2 meter juga diperlukan.
Informasi angin dan gelombang perlu memuat keterangan mengenai lokasinya,
keberadaanya dan atau yang diprakirakan akan adanya.
Prakiraan dan gawar (warning) gelombang hendaknya memberi gambaran mengenai
daerah di mana adanya atau akan adanya, tingginya dan batas maksimumnya,
arahnya, dan periode gelombangnya.
Banglas.
Kapal tidak mempunyai rem seperti halnya kendaraan di darat. Untuk mengurangi
kecepatan dilakukan dengan memutar balik putaran mesin. Oleh karena itu banglas
yang rendah sangat mengganggu. Adanya banglas yang rendah kemungkinan
bertumbukan antar kapal atau menumbuk benda lain menjadi tinggi. Dengan
demikian kapal-kapal yang beroperasi di laut dalam perlu dilengkapi dengan
radar. Banglas rendah dapat ditimbulkan antara lain oleh kabut, gebos atau
deretan awan tebal (squall), percikan-percikan ombak. Informasi banglas memuat
keterangan tentang daerah adanya atau yang diprakirakan akan adanya. Banglas
< 6 mil (10 km) perlu diinformasikan yang sekurang-kurangnya dapat diterima
kapal pada waktu 6 jam sebelumnya.
Awan dan hujan.
Informasi dan prakiraan awan tidak penting, tetapi informasi dan prakiraan
hujan lebat, hujan salju, dan hujan beku atau hujan yang curahannya cepat
membeku setelah menyentuh permukaan benda, perlu diinformasikan. Kapal-kapal
pengangkut barang (cargo) sangat memerlukan informasi tersebut untuk digunakan
upaya perlindungan barang muatan.
Suhu udara dan suhu laut.
Informasi suhu udara dan suhu laut yang berkaitan dengan angin diperlukan
apabila suhu tersebut berpotensi menimbulkan pembekuan dan pertambahan lapisaan
es.
Khusunya bagi kegiatan perikanan, informasi suhu tersebut diperlukan untuk
pencarian daerah penangkapan ikan .
Pertambahan es (ice accretion)
Informasi akumulasi es sangat diperlukan utamanya bagi pelayaran di kawasan
dingin, karena bertambahnya penumpukan es dapat menjadi hambatan dan mengurangi kecepatan kapal. Untuk
itu informasi dan prakiraan laju akumulasi es sangat diperlukan.
Es laut mempunyai potensi resiko tinggi bagi semua kapal.. Informasi yang
diperlukan adalah luas daerah es, gerakan lapisan es serta kondisinya
(misalnya, bentangannya, keadaan terbelah).
C. Cuaca Dalam Transportasi Darat
Selain
cuaca berperan penting dalam transportasi udara dan laut, cuaca juga berperan
penting dalam transportasi darat. Dalam melaksanakan transportasi darat kita
tidak hanya memperhatikan rambu-rambu lalu lintas, tapi kita juga harus
memperhatikan keadaan cuaca agar kita aman dan nyaman dalam bertransportasi.
Banyak kecelakaan dalam transportasi darat yang disebabkan oleh cuaca yang
tidak bersahabat. Seperti yang kita ketahui, kabut, hujan, angin, sangat
berbahaya dalam melaksanakan transportasi darat.
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tranportasi darat adalah :
Ø Angin
Ø Curah hujan
Ø Kabut
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cuaca
sangat berpengaruh terhadap transportasi, baik transportasi darat, laut, dan
udara. Cuaca sangat menentukan berlansungngnya sebuah perjalanan dalam
transportasi. Transportasi akan berlansung, jika cuaca dalam keadaan
bersahabat, begitu pula sebaliknya. Faktor-faktor cuaca tersebut, Seperti
suhu, arah dan kecepatan angin, awan, dan kabut sangat mempengaruhi kelancaran
jalur penerbangan. Selain berpengaruh terhadap penerbangan, faktor cuaca dan
iklim berpengaruh pula terhadap transportasi laut dan darat. Seperti arah dan kecepatan angin,
tinggi gelombang, badai dan lain-lain.
B. Saran
Sebaiknya,
sebelum kita mengadakan sebuah perjalan, baik lewat jalur udara, laut, maupun
darat, kita harus memperhatikan keadaan cuaca terlebih dahulu agar kita selamat
dalam bertransportasi.
DAFTAR
RUJUKAN
Mulyasa. 2014. Peran
cuaca dalam kehidupan manusia. Bandung : Blog Remaja
Hamdani.2013.cuaca di Indonesia.Bogor : Ilmu Alam