MAKALAH
FISIOGRAFI DAN STRATIGRAFI NUSA TENGGARA
Oleh : Geronsiyono Widodon
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
2016
BAB I
PEMBAHASAN
A. Stratigrafi dan Fisiografi Pulau Nusa Tenggara
Stratigrafi Pulau Nusa Tenggara
Pulau
Nusa Tenggara atau dalam bahasa yang lebih lama dikenal sebagai kepulauan sunda
kecil, merupakan sebuah gugusan pulau yang secara relative berada pada sebelah
timur pulau jawa dan bali. Nusa Tenggara memanjang hingga di sebelah barat
pulau timor, yang mana sudah menjadi Negara tersendiri. Nusa Tenggara pada
dasarnya terbagi atas dua bagian, yaitu Nusa Tenggara bagian barat (NTB) dan
Nusa Tenggara bagian timur (NTT). Dua bagian tersebut terintegrasi dengan Bali
sehingga disebut dengan Kepulauan Sunda Kecil. Secara tarikh geologi dasar,
kepulauan Sunda Kecil memiliki proses pembentukan kepulauan yang hampir sama
dengan kepulauan-kepulauan lainnya yang ada di Indonesia. Namun kepulauan Sunda
Kecil tersebut memiliki kekhasan dikarenakan struktur kepulauannya yang terdiri
atas pulau-pulau kecil diantara Bali hingga Timor. Pada dasarnya kepulauan
Sunda Kecil merupakan kepulauan hasil bentukan pergerakan lempeng
Indo-Australia, yang bergerak kearah utara sehingga mendesak lempeng Eurasia
atau lempeng Asia Tenggara. Akibat benturan tersebut, lantai dasar benua yang
semula berada bawah rata-rata permukaan daratan, menjadi terangkat dan
membentuk gugusan kepulauan Sunda Kecil khususnya Nusa Tenggara. Sedangkan
pulau-pulaunya memiliki karakteristik yang massif pada bentukan lahan vulkanik,
bahkan cenderung masih aktif. Menurut Verstappen, Hal ini dikarenakan kepulauan
Sunda Kecil dilewati oleh jalur pegunungan Busur Sunda (Mediteran) (Verstappen,
2013:Geomorphological Map). Nusa Tenggara merupakan kepulauan yang berada
diantara bagaian timur Jawa dan kepulauan Banda. Secara fisik, Nusa Tenggara
terdiri atas pulau-pulau kecil, basin, lembah, serta sungai. Berdasarkan batas
relatifnya, Nusa Tenggara dapat dijabarkan sebagai berikut: Utara : Laut Flores
Selatan : Samudra Hindia Barat : Jawa dan Bali litosfer antara lempeng
Indo-Australia yang berada dibawah busur banda. Pada early pleistosen adanya
tabrakan antara timor dengan Alor dan Wetar, yang terlihat setelah laut rusak
karena adanya zona subduksi pada seberang Timor. Ukuran dari deretan kepulauan
volkanik perlahan-lahan akan semakin kecil dari timur pulau Jawa, Bali, Lombok,
Sumbawa , Flores, Wetar sampai ke Banda. Penurunan ini sangat terlihat nyata
pada bagian timur Wetar, kemungkinan ini karena pantulan jumlah subduksi dari
kerak samudra, yang mana secara tidak langsung gerakannya berupa dip-slip di
bagian barat Wetar dan gerakan strike-slip dibagian timurnya. Kemungkinan busur
vulkanik dibagian timur wetar lebih muda dan kemungkinan busur volkanik yang
asli di bagian timur Wetar telah disingkirkan oleh pinggiran batas benua
Australia.
Nusa Tenggara Barat
Strtaigrafi
Nusa Tenggara Barat pada dasarnya secara umum merupakan batuan tersier (batuan
tertua), dan batuan kuarter (batuan termuda), serta didominasi batuan vulkanik
dan alluvium. Batuan tersiernya merupakan perselingan antara sandstone kuarsa,
breksi, lava, tuff, batu gamping, dan dasit. Pada pulau Sumbawa, terdiri atas
lava, breksi, tuff, andesit, sandstone, tuffaan, claystone, dasit, tonalit,
batu gamping berlapis, dasitan, batu gamping tuffaan, serta lempung tufaan.
Batuan termudanya, pulau Lombok merupakan perselingan dari breksi gampingan,
lava, breksi, lava tuff, tuff, batu apung, serta breksi lahar. Sedang di pulau
Sumbawa, terdiri atas terumbu, koral terangkat, konglomerat, tanah merah hasil
vulkanik, gunungapi tua, gunungapi Sangeangapi, gunungapi Tambora, gunungapi
muda dan batugamping koral. Pada kedua pulau tersebut, terdapat endapan pantai
dan alluvium cukup luas. Tatanan geologi Nusa Tenggara Barat merupakan wilayah
yang berada pada kawasan pertemuan dua lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia
dan lempeng Australia yang bertumbukan, menghasilkan tiga vulkan aktif bertipe
A, yaitu gunung Rinjani, gunung Tambora, dan gunung Sangeangapi. Pada pulau
Flores justru memiliki struktur geologi yang sama dengan pulau Jawa. Namun
terdapat perbedaan pada struktur genatiklinal yang sebagian besar mengalami
proses tektonik sekunder dermal, yaitu proses peluncuran menuju dasar laut,
khususnya bagian utara. Pulau Bali dan Pulau Jawa, berdasar pada sejarah hindu,
maka menunjukkan bahwa keduanya terpisah pada tahun 208 masehi. Sedangkan
perluasan dengan konfigurasi mengarah ke timur melalui proses vulkanis
membentuk pulau-pulau kecil, seperti Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, yang mana
pada setiap pulau tersebut terdapat zona vulkan kuarter. Pada bagian utara Bali
ditempati gunung Batur dan gunung Agung, pada bagian utara Lombok ditempati
gunung Rinjani. Namun tidak nampak pada Sumbawa karena geantiklinalnya
tenggelam di dasar laut dan membentuk teluk Sholeh. Sedangkan di Flores bekas
geantiklinalnya terlihat pada pualu Komodo, pualu Rinca, serta teluk Maumere
Flores timur. Punggungan dasar laut di sebelah selatan pulau-pulau tersebut
terbentuk oleh busur luar yang bersifat non-vulkanik.
Nusa Tenggara Timur
Pada
bagian Nusa Tenggara Timur, yaitu mulai dari pulau Alor, Kambing, Wetar dan
Romang, merupakan zona orogene timor dengan pusat penggelombangan di Flores.
Terjadinya proses evolusi orogenik Nusa Tenggara Timur merupakan siklus yang
kompleks. hal ini dikarenakan proses penggelombangan ini dimulai sejak early
mesozoikum, termasuk didalamnya sirkum Australia yang menghasilkan busur dalam
Sumba dengan konfigurasi mengarah ke timur laut serta busur luar Sawu yang
mengarah ke timur laut. Pada periode tersier, kawasan tersebut mengalami proses
penggelombangan dengan pusatnya berada di laut Flores, sebagai bagian dari
sistem pegunungan Sunda. Distorsi-distorsi terdapat pada posisi interdeep
Sumba, garis arah busur luar Rote hingga Timor yang mengarah ke timur laut.
Adapun daerah undasi di Orogene Timor sebagai berikut: Busur dalam : Alor,
Kambing, Wetar, non vulkanis Palung Antara : Pulau Sumba-L. Sawu Busur Luar :
Dana, Raijua, Sawu, Rote, Semau, Timor. Backdeep : Punggungan Batutaza.
Matinya aktivitas vulkanis pada daerah tersebut
dikarenakan jalan keluar magma mengalami penyumbatan akibat pergeseran lempeng
Australia ke utara. Namun beberapa ahli menyatakan bahwa tidak terdapat
tanda-tanda adanya pergeseran lateral menuju ke utara disekitar Bantar hingga
Alor, yang mana merupakan tempat matinya aktivitas vulkanis timur. Selain itu,
tidak adanya perubahan konfigurasi structural busur luar akibat tekanan blok
Australia, sedang busur tersebut akan menerima tekanan terlebih dahulu. Apabila
ditelusuri lebih jauh, maka deretan busur dalam non-vulkanik tidak bersambung
dengan deretan busur dalam Damar hingga Banda yang bersifat vulkanik, namun
cenderung bersambung dengan zona Ambon yang non-vulkanik. Hilangnya aktivitas
vulkanik dari Alor ke arah timur, termasuk didalanya zona Ambon, dikarenakan
berbatasan dengan dangkalan Sahul. Factor lainnya yang mungkin dapat
berpengaruh terhadap hilangnya aktivitas vulkanik tersebut adalah:
1.Gaya
endogen dari lapisan tektonosfer telah habis
2.Puncak
asthenolithnya mungkin mengalami pembekuan sehingga saluran magma yang keluar
tersumbat.
Sumbu
geantiklinal Nusa Tenggara pada bagian timur tenggelam, sedangkan semakin ke
barat semakin kelihatan. Hal ini dapat diasumsikan bahwa selat antara pulau
yang ada di kawasan Sunda kecil mulai dari barat hingga ke timur semakin dalam.
Hal ini ditunjukkan dengan:
1.Barat
Tampar : kurang dari 200m
2.Antara
Pantar Alor : 1140m
3.Alor
hingga Kambing : 1260m
4.Kambing
: 1040m
5.Wetar
hingga Roman : lebih dari 2000m
6.Timur
Roman : 4000m
Pulau Rote merupakan pulau yang tersusun atas
sedimen-sedimen yang mengalami pelipatan yang kuat, tertutup dengan karang
berumur kuarter hingga ketinggian 430m. Pulau Sawu terdiri atas batuan pra
tersier yang dikelilingi karang koral hingga setinggi 300m. pulau Timur
terdapat puncak genatiklinal yang mengalami depresi memanjang mulai dari teluk
Kupang hingga Lois. Menurut kepercayaan penduduk asli Timor, hampir kesluruhan
Timor dahulunya merupakan laut, sedangkan yang merupakan pulau adalah gunung
Lakaan. Hal ini berarti bahwa pulau Timor mengalami pengangkatan. Hal ini
ditunjukkan dengan bukti ditemukannya sisa karang pada ketinggian lebih dari
1000m. Pulau tersebut mengalami over thrust, yang mana bantuan intrusinya
banyak mengalami singkapan. Sheingga banyak ditemukannya bahan galian eksotis
seperti emas, tembaga, chrome, dan uranium, namun dalam jumlah yang tidak ekonomis.
Fisiografi
Pulau Nusa Tenggara
Nusa
Tenggara merupakan kepulauan yang terletak pada dua jalur genatiklinal hasil
perluasan busur banda di sebelah barat. Genatiklinal tersebut membujur dari
Pulau-pulau di Nusa Tenggara terletak pada dua jalur geantiklinal, yang
merupakan perluasan busur Banda di sebelah barat. Geantiklinal yang membujur
dari timur sampai pulau-pulau Romang, Wetar, Kambing, Alor, Pantar, Lomblen,
Solor, Adonara, Flores, Rinca, Komodo, Sumbawa, Lombok dan Bali. Sedangkan
dibagian selatan dibentuk oleh pulau-pulau Timor, Roti, Sawu, Raijua dan Dana.
Punggungan geantiklinal tersebut bercabang di daerah Sawu. Salah satu cabangnya
membentuk sebuah ambang yang turun ke laut melewati Raijua dan Dana, berakhir
ke arah punggungan bawah laut di selatan Jawa. Cabang lain merupakan rantai
penghubung dengan busur dalam yang melintasi daerah dekat Sunda. Secara umum,
fisiografi Nusa Tenggara Barat adalah sebagai berikut: Daratan : 3 % Laut,
Sungai, Danau : 1 % Vulkanik : 90 % Denudasional : 5 % Karst : 1 % Sedangkan
fisiografi Nusa Tenggara Timur adalah sebagai berikut: Daratan : 10 % Vulkanik
: 36 % Karst : 6 % Struktural : 45 % Laut, Sungai, Danau : 3 % Palung Belakang
Di sebelah timur Flores dibentuk oleh bagian barat basin Banda selatan. Di
sebelah utara Flores dan Sumbawa terbentang laut Flores, yang dibedakan menjadi
tiga bagian, yaitu: Laut Flores Barat laut, berupa dataran (platform) yang luas
dan dangkal, yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan dangkalan Sunda.
Kedua, Basin Flores Tengah, berbentuk segitiga dengan puncak terletak di
sebelah selatan volkan Lompobatang, yang berhubungan dengan depresi Walanae.
Sedangkan dasarnya terletak di sepanjang pantai utara Flores, yang merupakan
bagian terdalam (-5140). Ketiga, Laut Flores Timur terdiri dari punggungan dan palung
diantaranya, yang menghubungkan lengan selatan Sulawesi dengan punggungan bawah
laut Batu Tara. Busur Dalam Busur dalam Nusa Tenggara merupakan kelanjutan dari
Jawa menuju Busur Dalam Banda. Di Nusa Tenggara merupakan punggungan
geantiklinal. Selat diantara pulau di bagian barat dangkal dan menjadi lebih
dalam ke arah timur. Fisiografi Sumbawa yang khas adalah adanya depresi yang
memisahkan geantiklinal menjadi beberapa bagian, diantaranya berupa teluk di
bagian timur. Teluk tersebut dipisahkan dari laut oleh pulau Mojo yang
memberikan sifat khas dari depresi antar pegunungan pada puncak geantiklinal.
Palung Antara dengan Sumba Palung ini berada di antara busurdalam volkanis
Jawa-Bali-Lombok dan punggungan dasar laut sebelah selatan Jawa. Bagian
terdalam terdapat di selatan Lombok, bercabang dua ke arah timur menjadi dua
cabang yaitu sebelah utara dan selatan Sumba. Cabangcabang ini merupakan
penghubung antara palung sebelah selatan Jawa dan Basin Sawu antara Flores
timur dan Roti. Busur Luar Pulau-pulau di nusa tenggara yang termasuk busur
luar adalah: Dana, Raijua, Sawu, Roti, Seman dan Timor. Punggungan dasar laut
dari selatan Jawa muncul sampai 1200m dibawah permukaan laut, selanjutnya turun
ke arah timur sampai 4000 m. Palung antara tersebut sebagian terangkat.
Selanjutnya sumbu geantiklinal itu naik lagi sampai ke pulau-pulau Sawu, Dana,
Raijua, dan Sawu. Palung Depan Palung depan Jawa dari sistem pegunungan Sunda
itu membentang ke arah timur. Sampai di Sumba kedalamannya berkurang dan di
sebelah selatan Sawu melengkung ke timur laut sejajar dengan Timor. Sampai di
pulau Roti dipisahkan oleh punggungan (1940 m) terhadap palung Timor.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Struktur
geologi regional Bali dimulai dengan adanya kegiatan di lautan selama kala
Miosen Bawah yang menghasilkan batuan lava bantal dan breksi yang disisipi oleh
batu gamping
2.Kegiatan
gunung api lebih banyak terjadi di daratan, yang menghasilkan gunung api dari
barat ke timur. Seiring dengan terjadinya dua kaldera, yaitu mula-mula kaldera
Buyan-Bratan dan kemudian kaldera Batur, Pulau Bali masih mengalami gerakan
yang menyebabkan pengangkatan di bagian utara
3.Pada
dasarnya kepulauan Sunda Kecil merupakan kepulauan hasil bentukan pergerakan
lempeng Indo-Australia, yang bergerak kearah utara sehingga mendesak lempeng
Eurasia atau lempeng Asia Tenggara.
4.Ditinjau
dalam sudut pandang geologis, Nusa Tenggara terletak pada satu sistem busur
Sunda-Banda yang mana juga merupakan factor utama dalam proses pembentukan
rangkaian kepulauannya yang bersifat vulkanik, khususnya pegunungan vulkanik
muda.
DAFTAR RUJUKAN
Dena,
Kadek.2012.Kondisi Geologi dan Topografi Pulau Bali.Singaraja:Geografi USB.
Purnomo,
Dony.2010.Pulau Bali.Singaraja:Geografi USB.
Vertsappen,
H.Th.2013.Garis Besar Geomorfologi Indonesia.Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press (GMUP)